Riuh perkotaan, ramai kendaraan, gaduh aktivitas pekerja, berisik anak remaja memekakkan telinga. Namun sunyi yang dirasa. Para manusia bernafas pada saat yang bersamaan, namun hanya hembusan napasku yang kurasa. Milyaran jantung memompa saat ini, namun hanya kudengar milikku saja. Aku dan seluruh problematikaku.
Seakan dunia hanya berisikan aku dan semua masalahku. Tidak hanya sibuk, namun lama-lama aku asyik mempermasalahkan masalahku sendiri. Aku lupa bumi ini dihuni milyaran manusia. Aku lupa betapa ruwetnya tali kehidupan antar manusia. Aku lupa mengecilkan perbesaran fokusku. Konyol, bahkan pencipta kamera pun mengingat hal itu. Sudahlah, bahkan merasa terbeban sendiri adalah hal egois.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorHi! I'm Abigail Adeline. You can call me whatever because I have a tons of nicknames. Currently a student and have a big willingness to be a mom in the future (IYALAH!). Through this blog I'm trying to share my experiences because you know what, learn from your own experiences is good but learn from others' experiences is better. Archives
January 2017
Categories
All
|