Memori apa yang timbul ketika mencium bau obat? Kebahagiaan atau kesedihan? Minggu lalu baru saja aku keliling ke rumah sakit – rumah sakit untuk menjenguk adik – adik yang baru saja melihat dunia dalam hitungan jam. Kali itu bau obat melayangkan memori indah kebahagiaan. Bahkan kesakitan si ibu pun dapat dengan cepat terganti dengan tangisan bahagia. Aku yakin kala keluarga mereka termenung pasti masa depan lah yang terbayangkan. Apa yang kira – kira si bayi ucapkan pertama, bagaimana lucunya ia, apakah topi dengan telinga beruang akan cocok dengan dia, dan sebagainya.
0 Comments
To whom I will always be a little girl? Grandparents. Ketika dimarahi orangtua, kepada siapa aku mengadu? Ketika ingin sesuatu, kepada siapa aku meminta dengan mudah? Kakek dan Nenek. Seolah mereka selalu bisa diandalkan untuk segala keadaan.
Waktu. Mempercepat diri ketika anak manusia bahagia, dan memperlambat diri ketika mereka sedih. "Haduh, Rabi wae". Bisa jadi kalimat itu merupakan tagline aku tahun ini. Dari Januari, sampai siang tadi kalimat itu masih saja keluar dari bibirku beberapa kali.
Aku sendiri tidak paham bagaimana otakku bekerja
Aku meminta tanganku meraih gelas, dengan otak Aku meminta kakiku melangkah, dengan otak Aku meminta jantungku terus menerus berdetak, dengan otak Aku meminta paru - paruku tetap kembang kempis, dengan otak Sesungguhnya jarak hanya akan diam dan membiarkanmu menikmati kebersamaan.
Namun ada kalanya jarak bosan tidak diakui keberadaannya, ia pun membentang. Syukur, waktu masih berbelas kasih, sehingga kebersamaan masih ada walau hanya sewaktu – waktu. Kala itu Jarak mulai disebut – sebut dalam kebersamaan. Belum cukup bagi jarak, ia berkorelasi dengan waktu. Detik itu juga, tidak ada lagi kebersamaan. Jarak pun menang karena tiap ada orang bertanya mengapa kebersamaan hilang, namanya lah yang disebut. Entah aku bermimpi untuk hidup atau hidup untuk bermimpi. Aku ragu.
Aku tidak bisa memutuskan diantara pilihan itu. Tapi aku tahu akan timbul kehampaan yang besar ketika kita bernafas, melangkah, atau bahkan berlari tanpa mimpi. |
AuthorHi! I'm Abigail Adeline. You can call me whatever because I have a tons of nicknames. Currently a student and have a big willingness to be a mom in the future (IYALAH!). Through this blog I'm trying to share my experiences because you know what, learn from your own experiences is good but learn from others' experiences is better. Archives
January 2017
Categories
All
|