Waktu. Mempercepat diri ketika anak manusia bahagia, dan memperlambat diri ketika mereka sedih.
2 Comments
Sesungguhnya jarak hanya akan diam dan membiarkanmu menikmati kebersamaan.
Namun ada kalanya jarak bosan tidak diakui keberadaannya, ia pun membentang. Syukur, waktu masih berbelas kasih, sehingga kebersamaan masih ada walau hanya sewaktu – waktu. Kala itu Jarak mulai disebut – sebut dalam kebersamaan. Belum cukup bagi jarak, ia berkorelasi dengan waktu. Detik itu juga, tidak ada lagi kebersamaan. Jarak pun menang karena tiap ada orang bertanya mengapa kebersamaan hilang, namanya lah yang disebut. Entah aku bermimpi untuk hidup atau hidup untuk bermimpi. Aku ragu.
Aku tidak bisa memutuskan diantara pilihan itu. Tapi aku tahu akan timbul kehampaan yang besar ketika kita bernafas, melangkah, atau bahkan berlari tanpa mimpi. Riuh perkotaan, ramai kendaraan, gaduh aktivitas pekerja, berisik anak remaja memekakkan telinga. Namun sunyi yang dirasa.
Para manusia bernafas pada saat yang bersamaan, namun hanya hembusan napasku yang kurasa. Milyaran jantung memompa saat ini, namun hanya kudengar milikku saja. |
AuthorHi! I'm Abigail Adeline. You can call me whatever because I have a tons of nicknames. Currently a student and have a big willingness to be a mom in the future (IYALAH!). Through this blog I'm trying to share my experiences because you know what, learn from your own experiences is good but learn from others' experiences is better. Archives
January 2017
Categories
All
|