Waktu. Mempercepat diri ketika anak manusia bahagia, dan memperlambat diri ketika mereka sedih. Waktu bisa jadi sungguh membenciku sehingga ia selalu ada ketika aku merasa sedih. Waktu enggan meninggalkanku sendiri. Karenanya aku harus merasa sedih untuk waktu yang lama. Bisa jadi waktu tidak pergi meninggalkanku agar aku dapat belajar, dapat merenung untuk apa yang terjdi. Tapi tetap saja, ketika aku sedih sesungguhnya aku ingin waktu cepat berlalu.
Seolah waktu dapat membaca ekspresi wajahku, dan menolak sejalan denganku. Ia selalu terburu - buru ketika aku mulai menikmatinya. Tampaknya waktu tidak suka melihat aku bahagia terlalu lama. Ia selalu cepat berlalu ketika wajahku cerah kegirangan. Bisa jadi itu caranya mengingatkanku untuk tetap memijak bumi. Namun, sesungguhnya aku ingin merasa bahagia lebih lama. Aku ingin ada waktu untuk merasakan itu. Waktu, aku akan belajar menyembunyikan tangisku dan mengulum senyum tipis sehingga kau dapat segera berlalu ketika aku sedih. Aku rasa aku juga harus belajar untuk menahan diri tidak menari kegirangan dan memamerkan gigi setiap kali aku merasa bahagia sehingga kamu tidak perlu berlalu terlalu cepat sewaktu aku merasa bahagia.
2 Comments
|
AuthorHi! I'm Abigail Adeline. You can call me whatever because I have a tons of nicknames. Currently a student and have a big willingness to be a mom in the future (IYALAH!). Through this blog I'm trying to share my experiences because you know what, learn from your own experiences is good but learn from others' experiences is better. Archives
January 2017
Categories
All
|